Ada tiga istilah yang berkaitan dengan bacaan Al-Qurán, yakni tilawah, tadarus, dan murottal.
Tilawah adalah membaca Al-Qurán dengan nada atau irama sehingga terdengar indah. Metode membaca ayat Al-Qur’an ini melafalkan huruf-hurufnya dengan jelas dengan bacaan yang indah atau “dilagukan”.
Tadarus adalah membaca Al-Qurán disertai upaya memahami dan mendalami maknanya. Secara bahasa, tadarus berasal dari asal kata darosa-yadrusu yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji, dan mengambil pelajaran. Penambahan huruf ta’ di depannya sehingga menjadi tadaarosa-yatadaarosu membuat maknanya bertambah menjadi “saling belajar” atau mempelajari secara lebih mendalam.
Murottal adalah rekaman bacaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh seorang pembaca Al-Qurán yang disebut qori. Murottal juga dapat diartikan sebagai lantunan ayat suci Al Qurán yang direkam dan diperdengarkan dengan tempo yang lambat dan harmonis.
Dalam seni tilawah Al-Qur'an, ada beberapa jenis irama yang digunakan, di antaranya:
- Irama Hijaz, irama yang bergerak lambat dan khidmat, dengan karakter khas ketimuran
- Irama Bayyati, irama yang ditandai dengan suara lembut meliuk-liuk, dengan gerak lambat dan pergeseran nada yang tajam
- Irama Shaba, irama yang memiliki sifat allegro, yaitu gerak irama yang ringan, tetapi cenderung lebih mendatar
- Irama Rast, irama yang sering digunakan untuk irama azan
- Irama Jiharkah, irama yang memiliki karakteristik dengan suara minor yang khas, lalu dilanjutkan dengan nada yang tinggi
- Irama Sika, irama yang memiliki sifat grave, yaitu gerak lembut dan lebih khidmat
- Irama Nahawand, irama yang sering kali disenandungkan pada ayat-ayat Al-Qur'an yang sedih
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook